Dengan kejujuran intelektualnya, melalui buku ini, Hario Kecik – yang pernah melakukan gerakan antikorupsi bersama D.I. Panjaitan, Sutoyo, S. Parman, dkk. di era 1950-an – telah memberikan bahan yang amat berguna untuk berjalan bersama di dalam NKRI yang berdasar Pancasila.
~ Ilmuwan Sejarah Dr. Anhar Gonggong~
MAYJEN (purn.) Hario Kecik adalah orang terakhir dari generasi 45 yang mampu menyampaikan the initial condition Republik Indonesia dari lingkar dalam pejuang independen suatu revolusi kemerdekaan.
AREK SUROBOYO ini adalah panglima KODAM Kalimantan Timur saat berhadapan dengan Inggris dalam Perang Konfrontasi. Dengan pengalaman tempur pada Battle of Surabaya 45 dan komandan counter intelijen di Jawa Timur (1946-1949), kemudian ia menjalani pendidikan tinggi militer di Fort Benning, AS, dan War College Suvorov di Moskow. Jelas, panglima militer Bung Karno yang paling kurang ajar ini adalah orang yang mengenal baik nalar global system Perang Dingin berikut perubahannya kemudian selepas pergantian milenium.
DALAM buku ini, Hario Kecik mempraktekkan DEMISTIFIKASI atas tiga titik kesalahan genetik dalam momen initial condition Republik, yakni: KNIL (alat kolonial Belanda), PETA (bagian dari mesin fasis Jepang), dan kaum terpelajar Indonesia hasil sekolah di Nederland (dengan simbol beasiswa van Mook). Mutasi gen salah bentuk di tiga titik itulah yang kini menjerat bangsa Indonesia dalam keterpurukan. Mendudukkan segitiga masalah itu adalah dasar ilmiah untuk keluar dari pusaran arus kekerasan, pembodohan, dan pemiskinan berkelanjutan di Indonesia.
Penulis: Hario Kecik
Editor: Primanto Nugroho
Spesifikasi: 14×21 cm; 420 hlm.; softcover
Tahun: 2018
Genre: non-fiksi; pemikiran militer Mayjen. Suhario Padmodiwiryo
Harga: Rp 67.000